BUDAYA
Di antara kalian ada yang tau apa nama tarian di atas? Yah, Tarian diatas merupakan 1 dari 100 budaya tarian yang ada di ternate. Nama tarian diatas adalah tarian soya-soya.Tari soya-soya adalah tarian khas Maluku Utara yang diciptakan untuk menyambut prajurit atau pasukan setelah bertempur di medan perang. Kata 'soya-soya' sendiri bermakna 'semangat pantang'.Tarian ini sudah ada sejak beberapa abad yang lalu loh teman-teman.
Pakaian yang dikenakan dalam tari Soya-soya ini adalah pakaian berwarna putih dan kain sambungan mirip rok berwara-warni, yaitu merah, hitam, kuning, dan hijau. Setiap penari mengenakan ikan kepala waena kuning (taqoa) yang merupakan simbol seorang prajurit perang. Perlengkapan yang digunakan adalah berupa pedang (ngana-ngana) dari bambu berhiaskan daun palem (woka) berwarna merah, kuning dan hijau, serta dipasangkan kerincing atau biji jagung di dalamnya. Selain itu, para penari juga membawa perisai (salawaku).
Musik pengiring tari Soya-soya adalah gendang (tifa), gong (saragai), dan gong yang berukuran kecil (tawa-tawa). Gerakan di tarian ini menggambarkan terlihat seperti menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang dan bahkan hingga ribuan penari.
MAKANAN KHAS
Popeda adalah bubur yang dibuat dari tepung sagu dan banyak dikonsumsi sebagai makanan kesukaan masyarakat Maluku dan Papua. Buburnya sepintas mirip lem kanji , Dimakan bersama kuah ikan dengan rasa asam dan pedas yang sueegerr, ditambah aneka lauk lainnya yang tersedia di meja, ada ikan, aneka lalapan, tahu tempe, sagu bakar, singkong rebus bahkan pisang rebus!
Berkesempatan untuk mencicipi kuliner khas di tanah ini Popeda atau Papeda. Kesempatan ini didapat ketika mengunjungi Ternate, Maluku Utara(Daerahku Tercinta hehehe)
Cara makannya pun unik, pertama untuk memindahkan papeda dari baskom besar ke piring kita digunakan dua batang kayu, seperti sumpit dengan ukuran besar, kemudian bubur diputar-putar menggunakan kayu tersebut sampai terputus baru disajikan ke piring kita. Nah untuk makannya juga disarankan tidak menggunakan sendok, tapi cukup gunakan dua jari kita saja: jempol dan telunjuk untuk mengambil popeda dari atas piring menuju mulut kita. Dan juga jangan coba-coba mengunyahnya, tidak akan bisa…
Begitu popeda masuk ke mulut langsung telan saja. Susah yah? Malah asik loh makan dengan cara unik ini, seasik menikmati sensasi rasa papeda dan kuah ikan yang segar di rongga mulut kita
CIRI KHAS
TERNATE, PULAU SERIBU BENTENG. Mengapa sampai ada istilah demikian? Hal itu dikarenakan di ternate itu terdapat bannyak benteng peninggalan penjajahan,Dan yang kali ini yang kita bahas adalah BENTENG KALAMATA atau yang biasa disebut BENTENG SANTA LUCIA. Benteng ini pertama kali di bangun oleh bangsa Portugis (Pigafeta) pada tahun 1540 untuk menghadapi serangan Spanyol dari Rum, Tidore. Benteng ini kemudian dipugar oleh Belanda pada tahun 1609.
Pada tahun 1625, benteng ini di kosongkan oleh Geen Huigen Schapenham, yang beberapa tahun sebelumnya tiba dengan armada Nassau di Ternate. Pada tahun 1967 di bawah pemerintahan Gillis van Zeist, benteng ini dikosongkan untuk selama-lamanya. Setelah dikosongkan, benteng ini diduduki oleh Spanyol. Nama Benteng ini diambil dari nama Pangeran Ternate,yaitu pengeran Kalamata yang wafat di Makassar pada bulan Maret 1676.
Pangeran Kalamata—adik Sultan Ternate, Madarsyah, yang memberontak) adalah salah seorang pimpinan ekspedisi perang Makasaar yang dikirim oleh Sultan Hasanudin pada tahun 1666, menyerang kepulauan Sula, Banggai dan Bungku. Benteng di Kepulauan Sula diserangnyahabis-habisan. Sepuluh orangBelanda yang tetangkap di benteng itu di tawan dan dibawa ke Makasar, menjalani hukuman mati.
Ketika pada tahun 1663 Spanyol meninggalkan Ternate, Belanda kembali menguasai benteng Kalamata. Dalam tahun 1799 benteng ini diperbaiki oleh Mayor van Lutnow sesuai dengan rencana almarhum Kolonel Reimer. Dalam perbaikan tersebut di buat juga parit kedua disekelilingnya dengan kedalaman antara 5-6 kaki dan dilengkapi sedemikian rupa sehingga merupakan urat nadi.
Sampai tahun 1989, benteng ini terbengkalai. Bahkan dibiarkan begitu saja pengambilan pasir di sekelilingnya sehingga terjadi abrasi dan mengakibatkan sebagian besar benteng tergenang air laut dan mengalami kerusakan besar. Pada tahun 1994, benteng ini dipugar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sehingga menjadi utuh kembali tanpa mengurangi bentuk asli benteng.
Pada tahun 2005, Pemerintah Kota Ternate merenovasi benteng ini dengan menambahkan halaman dan rumah untuk penjaga benteng Kalamata. Namun hingga kini, Benteng Kalamata belum dioptimalkan untuk menjadi tempat pariwisata andalan sehingga tidak memberikan pemasukan bagi Pemerintah Kota Ternate.
Pada tahun 1625, benteng ini di kosongkan oleh Geen Huigen Schapenham, yang beberapa tahun sebelumnya tiba dengan armada Nassau di Ternate. Pada tahun 1967 di bawah pemerintahan Gillis van Zeist, benteng ini dikosongkan untuk selama-lamanya. Setelah dikosongkan, benteng ini diduduki oleh Spanyol. Nama Benteng ini diambil dari nama Pangeran Ternate,yaitu pengeran Kalamata yang wafat di Makassar pada bulan Maret 1676.
Pangeran Kalamata—adik Sultan Ternate, Madarsyah, yang memberontak) adalah salah seorang pimpinan ekspedisi perang Makasaar yang dikirim oleh Sultan Hasanudin pada tahun 1666, menyerang kepulauan Sula, Banggai dan Bungku. Benteng di Kepulauan Sula diserangnyahabis-habisan. Sepuluh orangBelanda yang tetangkap di benteng itu di tawan dan dibawa ke Makasar, menjalani hukuman mati.
Ketika pada tahun 1663 Spanyol meninggalkan Ternate, Belanda kembali menguasai benteng Kalamata. Dalam tahun 1799 benteng ini diperbaiki oleh Mayor van Lutnow sesuai dengan rencana almarhum Kolonel Reimer. Dalam perbaikan tersebut di buat juga parit kedua disekelilingnya dengan kedalaman antara 5-6 kaki dan dilengkapi sedemikian rupa sehingga merupakan urat nadi.
Sampai tahun 1989, benteng ini terbengkalai. Bahkan dibiarkan begitu saja pengambilan pasir di sekelilingnya sehingga terjadi abrasi dan mengakibatkan sebagian besar benteng tergenang air laut dan mengalami kerusakan besar. Pada tahun 1994, benteng ini dipugar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sehingga menjadi utuh kembali tanpa mengurangi bentuk asli benteng.
Pada tahun 2005, Pemerintah Kota Ternate merenovasi benteng ini dengan menambahkan halaman dan rumah untuk penjaga benteng Kalamata. Namun hingga kini, Benteng Kalamata belum dioptimalkan untuk menjadi tempat pariwisata andalan sehingga tidak memberikan pemasukan bagi Pemerintah Kota Ternate.